Imala Askania Faza

  My parents gave me the name Imala Askania Faza with the hopes that I would become a kind person that have a big sense of empathy so I can help lots of other people around me. I was born on Bandung, 10 th June 2002 that makes me 18 years old this year. I’m the 3 rd children out of 3 siblings, that makes me the youngest in the family. I started my journey on Taruna Bakti private elementary school and then continuing middle school, also on Taruna Bakti private middle school.   Changing gears from private school to a public school to SMAN 3 Bandung because my parents told me to go around searching for more relations on public school. My 12 years as a student have shaped me to become what I am today. According to what my parents have named me, I have become a person with a big sense of empathy with a big desire to go around exploring the world, learning new things, and knowing all kinds of people. I want to become the best version of myself so I can help other people, and also myself. M

Tentunya kita manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di dunia yang terus berkembang dan berevolusi akan seringkali berhadapan dengan berbagai tantangan dalam segi manapun untuk kelangsungan hidup kita. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa tantangan yang akan kita hadapi akan semakin berubah dan terus bergerak seiring dengan perubahan dunia di sekitar kita. Tantangan yang dihadapi oleh pendahulu kita pada tahun 90-an tidak akan sama oleh tantangan yang akan kita hadapi pada dunia yang serba digital ini. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan diri kita untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan yang semakin berbeda. Saya Imala Askania Faza dengan NIM 19720011 dari Fakultas SBM, kelompok 27, akan menjelaskan salah satu tantangan masa depan yang menurut saya paling dominan di masa digital yang terus bergerak dinamis seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi informasi. Tantangan yang akan terus dihadapi oleh generasi masa kini adalah maraknya hoaks atau berita palsu yang beredar